Sabtu, 01 Juni 2013

Daeng Ruru dan Daeng Tulolo ( Louis Pierre Makassar dan Louis Dauphin Makassar)

 Daeng Ruru dan Daeng Tulolo ( Louis Pierre Makassar dan Louis Dauphin Makassar)

Dua pangeran yang merupakan keturunan dari kerajaan Gowa yakni Daeng Ruru, 15 tahun dan Daeng Tullolo, 16 tahun adalah dua pangeran yang selamat dalam pertempuran konflik Prancis dan pasukan Daeng Mangalle di Siam 1686. Keduanya dikirim oleh Perancis akhir November 1686 dan mendapat pelayanan khusus kerajaan. Mereka dididik dalam sekolah perwira angkatan laut Prancis setelah dibaptis dalam iman Kristen dan mendapat gelar kehormatan Louis tahun 1682, gelar ini setara dengan status raja-raja Prancis .
Daeng Ruru bergelar Louis Pierre Makassar adalah perwira yang sangat disegani dalam armada laut Prancis dan sering ditugaskan untuk membantu negara Eropa lainnya dalam peperangan. Pada tanggal 19 Mei 1708, Daeng Ruru tewas dan tidak diketahui riwayatnya. Sedang adiknya, Daeng Tulolo bergelar Louis Dauphin Makassar juga adalah seorang perwira. Dalam iman Kristen yang ditekuninya, ia sempat mendirikan ordo Satria yang disebut ‘Bintang’. Ordo itu diturunkan setelah tahu bahwa pendiri ordo adalah pangeran Makassar yang ternyata telah memeluk agama nenek moyangnya, Islam, dengan alasan poligami. Berpangkat Letnan muda pada usia 38 tahun dan bertugas di kapal India. Ketika ia meninggal di Bres 30 November 1736 pada usia 62 tahun, jazadnya dibawa ke gereja Carmes di kota itu untuk disemayamkan. Ia dikubur dalam gereja Louis de Brest dan jenazahnya hancur ketika terjadi pemboman saat perang dunia II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar