Sabtu, 01 Juni 2013

Lamadukelleng

Lamadukelleng
LA MADDUKKELLENG adalah putera dari Arung (Raja) Peneki La Mataesdso To Ma’dettia dan We Tenriangka Arung (Raja) Singkang, saudara Arung Matowa Wajo La Salewangeng To Tenrirua (1713-1737). Karena itulah La Maddukkelleng sering disebut Arung Singkang dan Arung Peneki.
Dengan disertai pengikut-pengikutnya La Maddukkelleng melakukan perjalanan panjang menggunakan perahu layar menuju Johor (Malaysia). La Maddukkelleng diperkirakan merantau pada masa akhir pemerintahan Raja Bone La Patauk Matanna Tikka Nyilinna Walinonoe, yang merangkap sebagai Datu Soppeng dan Ranreng Tuwa Wajo, sekitar tahun 1714. La Maddukelleng memerintah selama sepuluh tahun sebagai Sultan Pasir di kerajaan Pasir, Kutai Kalimantan.
Pasukan La Maddukkelleng terkenal memiliki peralatan tempur dalam armada lautnya yang menggetarkan Belanda dan mampu menguasai perairan Sulawesi, Jawa sampai Brunei. Setelah pertempuran laut yang panjang, La Maddukkelleng kembali dan memangku jabatan Arung yang diwariskan ayahnya, La Maddukkelleng dijuluki “Petta Pamaradekangi Wajona To Wajoe” yang artinya tuan/orang yang memerdekakan tanah Wajo dan rakyatnya. Dalam pemerintahannya, tercatat berhasil menciptakan strategi pemerintahan yang cemerlang yang terus menerus melawan dominasi Belanda dan membebaskan Wajo dari penjajahan diktean Kerajaan Bone, juga keberhasilan memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Wajo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar